Di tengah maraknya alkohol beredar di kalangan remaja, Ndaru, seorang siswa SMK yang terbebani tanggung jawab terhadap keluarga, menjadi kambing hitam atas keresahan masyarakat sekitarnya. Menceritakan sebagian kecil hidup Ndaru Ardhana dan bagaimana lingkungan sekitar menilainya. Antara stigma dan keluarga, orang-orang salah paham terhadap keseharian di kehidupannya.
Film pendek “Banyu Buthek” merupakan salah satu film bergenre slice of life ya mengekspresikan cerita melalui visual dengan minimnya dialog yang digunakan. Film ini menggambarkan kehidupan di sebuah pedesaan yang terlihat sederhana, namun film ini juga menyelami konflik batin dan pergulatan internal yang dialami oleh karakter utamany “Banyu Buthek” mendeskripsikan minuman beralkohol yang ternyata itu adalah air lontar. Konsep “Banyu Buthek” juga menjadi metafora kuat untuk menggambarkan perasaan dan kondisi emosional karakter.
Seperti halnya air keruh, jiwa karakter tersebut tengah dilanda kebingungan, kegelisahan, atau rasa terperangkap dalam situasi yang tak mudah dipahami. Melalui pendekatan yang minim kata namun kaya akan simbolisme visual, “mengajak penonton untuk merasakan perjalanan emosional yang penuh ketegangan batin dan reflek diri, dalam proses menuju pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri dan dunia sekitar.